I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel
dalam keadaan anaerobik
(tanpa oksigen).
Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan
tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi
sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan
tanpa akseptor elektron eksternal (Anonim, 2010).
Fermentasi substrat air kelapa yang telah dipersiapkan
sebelumnya prosesnya sebagai berikut; substrat air kelapa disterilkan dengan
menggunakan outoclave atau dengan cara didihkan selama 15 menit. Substrat
didinginkan hingga suhu 40oC. Substrat dimasukkan pada nampan atau baskom
steril dengan permukaan yang lebar, dengan kedalaman substrat kira-kira 5 cm.
Substrat diinokulasi dengan menggunakan starter atau bibit sebanyak 10 % (v/v).
Substrat kemudian diaduk rata, ditutup dengan menggunakan kain kasa. Nampan
diinkubasi atau diperam dengan cara diletakan pada tempat yang bersih,
terhindar dari debu, ditutup dengan menggunakan kain bersih untuk menghindari
terjadinya kontaminasi. Inkubasi dilakukan selama 10 – 15 hari, pada suhu
kamar. Pada tahap fermentasi ini tidak boleh digojok. Pada umur 10-15 hari nata
dapat dipanen.
Nata de coco dapat dipakai sebagai sumber makan rendah
energi untuk keperluan diet. Nata de coco juga mengandung serat (dietary fiber)
yang sangat dibutuhkan tubuh dalam proses fisiologi. Konon, produk ini dapat
membantu penderita diabetes dan memperlancar proses pencernaan dalam tubuh
(Anonim, 2010).
Acetobacter xylinum dalam pertumbuhan dan aktivitasnya
membentuk nata memerlukan suatu media yang tepat sehingga produksi nata yang
dihasilkan dapat secara optimal. Sebagai media dalam pembentukan nata media
yang digunakan haruslah memiliki kandungan komponen-komponen yang dibutuhkan
oleh mikroorganisme yang dalam hal ini yaitu acetobacter xylinum . Komponen media
nata yang dibutuhkan sebagai syarat media nata antara lain memiliki sumber
karbon dapat berupa gula, sumber nitrogen dapat berupa penambahan urea atau ZA,
mineral dan vitamin yang mendukung pertumbuhan bakteri acetobacter xylinum.
Asam sitrat atau asam asetat untuk penyedia kondisi asam yang diharapkan
bakteri acetobagter xylinum (Forng Dkk, 1989)
Bibit nata adalah bakteri Acetobacter xylinum yang akan
dapat membentuk serat nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah
diperkaya dengan karbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalam
kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat menyusun
zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang
tumbuh pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang
selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, padat,
kokoh, kuat dan kenyal dengan rasa mirip kolang-kaling, yang disebut sebagai
nata (Anonim, 2010).
Acetobacter Xylinum dapat tumbuh
pada pH 3,5
– 7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3, sedangkan suhu ideal bagi
pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum pada suhu 28°– 31 °C. Bakteri ini
sangat memerlukan oksigen.
Asam asetat atau asam cuka digunakan
untuk menurunkan pH atau meningkatkan keasaman air kelapa. Asam asetat yang
baik adalah asam asetat glacial (99,8%). Asam asetat dengan konsentrasi rendah
dapat digunakan, namun untuk mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH
4,5 – 5,5 dibutuhkan dalam jumlah banyak. Selain asan asetat, asam-asam organik
dan anorganik lain bisa digunakan (Anonim, 2010).
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum
fermentasi asam asetat adalah untuk mengetahui dan mempelajari proses pembuatan
sarter
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Asam sitrat
Asam sitrat merupakan asam organic yang larut dalam air dengan
citarasa yang menyenangkan dan banyak digunakan dalam industry pangan.
Kebutuhan dunia akan asam sitrta terus meningkat dari tahun ke tahun dan
produksi asam sitrat tiap tahun meningkat 2 – 3%. Hingga sampai tahun 1920,
semua asam sitrat dihasilkan dari lemon dan jus jeruk. Namun kini asam sitrat
juga dapat dihasilkan melalui fermentasi menggunakan mikroorganisme Aspergillus
niger, yaitu jamur yang digunakan secara komersial pertama kali pada tahun
1923. Guna memenuhi permintaan yang terus meningkat, maka efisiensi proses
ferementasi terus dipelajari. Pengukuran kesetimbangan massa dipelajari agar
dpat ditentukan banyaknya substrat yang digunakan dan jumlah produk yang
dihasilkan.
Proses fermentasi asam sitrat terdiri dari dua tahap. Pertma fase
pertumbuhan miselium dan kedua fase fermentasi pembentukan produk. Keduanya
dikarakteristikkan oleh laju penyerapan karbohidrat. Pada fase pertama
digunakan untuk pembentukan miselium dan pada tahap kedua karbohidrat diubah
menjadi asam sitrat (wordpress, 2008).
B. Air Kelapa
Air kelapa
mempunyai potensi yang baik untuk di buat minuman fermentasi karena kandungan
zat gizinya yang kaya dan relatif lengkap, sehingga sesuai untuk pertumbuhan
mikroba. Komposisi gizi air kelapa tergantung pada umur kelapa dan
variertasnya. Air kelapa per 100 ml mengandung sejumlah zat gizi, yaitu protein
0,2 g, lemak 0,2 g, gula 3,8 g, vitamin C 1,0 mg, asam amino, dan hormon
pertumbuhan. Jenis gula yang terkandung glukosa, fruktosa, sukrosa, dan
sorbitol selain digunakan untuk nata de coco, air kelapa juga dimanfaatkan
dalam pembuatan kecap. Dengan mencampur air kelapa, kedelai, gula merah, bawang
putih, kemiri, daun salam, lengkuas, kluwak, serta natrium benzoat, kecap bisa
didapat. Yang tak kalah menarik, air kelapa juga bisa dimanfaatkan sebagai
bahan pengobatan tradisional dan kecantikan (Anonim, 2010).
Air kelapa memiliki karakteristik
cita rasa yang khas. Di samping itu, air kelapa juga punya kandungan gizi,
terutama mineral yang sangat baik untuk tubuh manusia. Kandungan yang terdapat
dalam air kelapa tidak hanya unsur makro, tetapi juga unsur mikro. Unsur makro
yang terdapat adalah karbon dan nitrogen.
Unsur
karbon dalam air kelapa berupa karbohidrat sederhana seperti glukosa, sukrosa,
fruktosa, sorbitol, dan inositol. Unsur nitrogen berupa protein yang tersusun
dari asam amino, seperti alin, arginin, alanin, sistin, dan serin. Sebagai
gambaran, kadar asam amino air kelapa lebih tinggi ketimbang asam amino dalam
susu sapi.
Selain karbohidrat dan
protein, air kelapa juga mengandung unsur mikro berupa mineral yang dibutuhkan
tubuh. Mineral tersebut di antaranya kalium (K), natrium (Na), kalsium (Ca),
magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P), dan sulfur (S). Yang cukup
mencengangkan, dalam air kelapa juga ditemukan berbagai vitamin. Sebut saja
vitamin C dan berbagai asam seperti, asam nikotinat, asam pantotenal, dan asam
folat. Vitamin B kompleks yang dikandungnya antara lain niacin, riboflavin, dan
thiamin (deaperdana, 2008)
C. Gula
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber
energi dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam
bentuk kristal
sukrosa
padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan makanan atau minuman.
Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau
hidrolisis asam), menyimpan energi
yang akan digunakan oleh sel.
Adanya
gula sukrosa dalam air kelapa akan dimanfaatkan oleh Acetobacter xylinum
sebagai sumber energi, maupun sumber karbon untuk membentuk senyawa metabolit
diantaranya adalah selulosa yang membentuk Nata de Coco. Senyawa peningkat
pertumbuhan mikroba (growth promoting factor) akan meningkatkan pertumbuhan
mikroba, sedangkan adanya mineral dalam substrat akan membantu meningkatkan
aktifitas enzim kinase dalam metabolisme di dalam sel Acetobacter xylinum untuk
menghasilkan selulosa (Anonim, 2010).
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Tempat dan Waktu
Praktikum teknologi fermentasi ini dilaksanakan di
Laboratorium Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Sriwijaya, Indralaya. Praktikum ini dilaksanakan pada
hari Kamis tangal 21 Oktober 2010 pukul 12.30 sampai dengan selesai.
B. Bahan dan Alat
Bahan
yang digunakan pada praktikum ini adalah 1) Air Kelapa 2) Asam Sitrat, 3) Asam
Sulfat, 4) Gula, 5) Starter nata de
coco.
Alat
yang digunakan pada praktikum ini adalah : 1) Botol, 2) Gelas ukur, 3) Kompor,
4) Panci 5) Timbangan.
C. Cara Kerja
Cara kerja pada praktikum pembuatan biakan starter
nata ini adalah :
1. Air kelapa disiapkan sebanyak 1 liter.
1. Air kelapa disiapkan sebanyak 1 liter.
2. Gula ditimbang sebanyak 25 gram dan 4 gram asam sulfat.
3. Air kelapa direbus hingga mendidih.
4. Air gula dan asam sulfat dimasukkan tunggu hingga mendidih.
3. Air kelapa direbus hingga mendidih.
4. Air gula dan asam sulfat dimasukkan tunggu hingga mendidih.
5. Angkat lalu dinginkan sebentar dan masukkan asam asetat sebanyak 100 ml.
6. Setelah dingin dimasukkan kedalam botol.
7. Botol ditutup dengan kertas
koran agar tidak terkontaminasi oleh benda atau mikroorganisme.
8. Setelah dingin lakukan inokulasi atau pemberian Starter nate de coco.
9. Diamkan selama 1 minggu lihat perubahan yang terjadi.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil dari praktikum ini antara lain adalah :
Tabel : hasil pengamatan pertumbuhan starter
No
|
Kelompok
|
Pertumbuhan
|
Lapisan
|
Keterangan
|
1
|
1
|
Tumbuh
|
Tipis
|
Tidak
rata
|
2
|
2
|
Tumbuh
|
Agak
Tebal
|
Bergelembung
|
3
|
3
|
Tumbuh
|
Tipis
|
Tidak
rata
|
4
|
4
|
Tumbuh
|
Tebal
|
Tidak
rata
|
5
|
5
|
Tumbuh
|
Tipis
|
Bergelembung
|
6
|
6
|
Tumbuh
|
Tipis
|
Tidak
rata
|
7
|
7
|
Tumbuh
|
Agak
tebal
|
Tidak
rata
|
B. Pembahasan
Fermentasi adalah
suatu proses pengubahan senyawa yang terkandung di dalam substrat oleh mikroba
(kulture) misalkan senyawa gula menjadi bentuk lain (misalkan selulosa / Nata
de Coco), baik merupakan proses pemecahan maupun proses pembentukan dalam
situasi aerob maupun anaerob. Jadi proses fermentasi bisa terjadi proses
katabolisme maupun proses anabolisme.
Starter adalah
bibit Acetobacter xylinum yang telah ditumbuhkan dalam substrat pertumbuhan
kultur tersebut sehingga populasi bakteri Acetobacter xylinum mencapai
karapatan optimal untuk proses pembuatan nata, yaitu 1 x 109 sel/ml. Biasanya
kerapatan ini akan dicapai pada pertumbuhan kultur tersebut dalam susbtrat
selama 48 jam (2 hari).
Bibit nata adalah bakteri Acetobacter xylinum yang akan
dapat membentuk serat nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah
diperkaya dengan karbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalam
kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat menyusun
zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang
tumbuh pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang
selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, padat,
kokoh, kuat dan kenyal dengan rasa mirip kolang-kaling, yang disebut sebagai
nata.
Acetobacter xylinum dalam pertumbuhan dan aktivitasnya membentuk
nata memerlukan suatu media yang tepat sehingga produksi nata yang dihasilkan
dapat secara optimal. Sebagai media dalam pembentukan nata media yang digunakan
haruslah memiliki kandungan komponen-komponen yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme yang dalam hal ini yaitu acetobacter xylinum . Komponen media
nata yang dibutuhkan sebagai syarat media nata antara lain memiliki sumber
karbon dapat berupa gula, sumber nitrogen dapat berupa penambahan urea atau ZA,
mineral dan vitamin yang mendukung pertumbuhan bakteri acetobacter xylinum.
Asam sitrat atau asam asetat untuk penyedia kondisi asam yang diharapkan
bakteri acetobagter xylinum
Adanya
gula sukrosa dalam air kelapa akan dimanfaatkan oleh Acetobacter xylinum
sebagai sumber energi, maupun sumber karbon untuk membentuk senyawa metabolit
diantaranya adalah selulosa yang membentuk Nata de Coco. Senyawa peningkat
pertumbuhan mikroba (growth promoting factor) akan meningkatkan pertumbuhan
mikroba, sedangkan adanya mineral dalam substrat akan membantu meningkatkan
aktifitas enzim kinase dalam metabolisme di dalam sel Acetobacter xylinum untuk
menghasilkan selulosa.
V. KESIMPULAN
Hasil praktikum yang didapatkan maka dapat disimpulkan,
yaitu :
1.
Bibit nata adalah bakteri
Acetobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat nata jika ditumbuhkan dalam
air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan nitrogen melalui proses yang
terkontrol.
2.
Nata de coco merupakan jenis
makanan berserat yang dihasilkan acetobacter xylinum dalam media cair bergula
sebagi susbtratnya.
3.
Adanya gula sukrosa dalam air
kelapa akan dimanfaatkan oleh Acetobacter xylinum sebagai sumber energi, maupun
sumber karbon untuk membentuk senyawa metabolit diantaranya adalah selulosa
yang membentuk Nata de Coco.
4.
Acetobacter xylinum dalam pertumbuhan
dan aktivitasnya membentuk nata memerlukan suatu media yang tepat sehingga
produksi nata yang dihasilkan dapat secara optimal
5.
Asam
asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau meningkatkan keasaman
air kelapa
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010.
Fermentasi Nata .(online) (http//google.com Fermentasi Nata,diakses tanggal 25 oktober 2010)
Anonim. 2010.
Bibit Nata.(online) (http//google.com. Bibit Nata,diakses tanggal 25 oktober 2010)
Anonim. 2010.
Gula .(online) (http//google.com. Gula,diakses tanggal 25 oktober 2010)
Anonim. 2010.
Asam Sitrat.(online) (http//google.com. Asam Sitrat,diakses tanggal 25 oktober 2010)
Forng, E.R., Anderson,S.M., &
Cannon, R.E.. 1989. Synthetic Medium for Acetobacter
xylinum That Can Be Used for Isolation of Auxotrophic Mutan and Study of Cellulose Biosynthesis. App.
and Environ. Microbiol. 55 : 1317- 1319.
http://permimalang.wordpress.com/2008/03/25/fermentasi-asam-sitrat/
deaperdana http://inacofood.wordpress.com/2008/01/30/air-kelapa-bukan-limbah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tanggapan Anda