Sejarah Asal-Usul Twitter-Dalam dunia internet ekarang kelihatannya adalah
masa keemasan dari situs-situs jejaring sosial. Fenomena Facebook yang
sangat digemari (terutama di Indonesia) menjadikan sebagai suatu
fenomena teknologi, social dan bisnis yang menarik. Selain Facebook,
adalah Twitter yang juga mengalami kenaikan pamor diantara para
pengguna internet.
Twitter sebetulnya lebih tepat jika disebut sebagai situs micro-blogging
dari pada situs pertemanan/jejaring sosial. Melalui Twitter orang
dapat saling berbagi pesan ataupun informasi dalam bentuk 140 karakter.
Karena hanya memiliki 140 karakter terkadang Twitter suka disebut
sebagai “sms internet”.
Simple
tapi powerful, mungkin itu kesan yang bisa terlihat dari Twitter. Bagi
para pengguna yang tidak memiliki waktu banyak atau tidak ingin
wara-wiri surfing dalam situs pertemanan, Twitter menyediakan cara
berinteraksi yang simple tapi efisien.
Twitter masuk ke dalam 50 situs yang paling sering dikunjungi . Didirikan pertama kali oleh Jack Dorsey, dari perusahaan
podcasting Odeo. Idenya sebetulnya cukup sederhana, mengkombinasikan
SMS dengan situs jejaring sosial. Inspirasi dasar Twitter muncul dari
SMS group messaging service TXTMob.
Awalnya
layanan ini diberi nama “twttr”, terinspirasi dari nama situs sharing
foto Flickr. Dan layanan ini awalnya juga hanya terbatas digunakan
dalam internal perusahaan Odeo saja.
Juli
2006 layanan ini mulai diluncurkan untuk public dengan nama “Twitter”.
Nama layanan situs tersebut diperkuat dengan logo burung dan arti nama
“Twitter” sendiri yang artinya ; kicau burung. Saat
peluncuran pertama kali Twitter sudah memiliki brand, nama serta
identitas yang jelas, padahal pendirinya belum tahu akan seperti apa
model bisnis layanan ini.
Oktober
2006, Jack Dorsey menggandeng Biz Stone, Evan Williams membentuk
Obvious Corp untuk membeli asset Odeo serta Twitter. Selanjutnya Odeo
dan Twitter menjadi perusahaan yang terpisah. Untuk sumber dana dari
Twitter sendiri didukung oleh perusahaan modal ventura (yang umum
sering mendanai perusahaan start up yang potensial) seperti ; Benchmark
Capital, Institusional Venture Partners, Union Square Ventures. Proses
pendanaan Twitter ini menjunjukkan bahwa dalam bisnis teknologi
internet seringkali suatu model bisnis awal memerlukan “suntikan dana”
yang kuat. Karena belum tahu kapan model bisnis ini akan mulai
menghasilkan. Sehingga perencanaan keuangan yang kuat mutlak diperlukan
agar bisa survive dan menghasilkan cashflow positif.
Tipping
point (meminjam judul buku Malcolm Gladwell) dari Twitter muncul pada
saat festival music dan film South by SouthWest Festival di Austin
Texas 2007. Pihak Twitter dengan cerdik memasang dua layar televisi
raksasa untuk menayangkan secara live, pesan-pesan Twitter. Akirnya
Twitter mendapat pemberitaan yang positif setelah event tersebut dan
angka Tweet melonjak dari 20.000 menjadi 60.000. Dan sampai tahun 2009
jumlah pengguna Twitter terus tumbuh sampai 1382%/ bulan, fantastik.
Pelajaran untuk hal ini, bagi para pelaku bisnis, terutama bisnis
start-up harus cerdas memanfaatkan momentum untuk mendapatkan
pemberitaan positif mengenai produknya, istilah kerennya “tipping
point”. Bukan suatu hal yang tidak mungkin setelah ‘tipping point” akan
terjadi pertumbuhan yang eksponensial.
Twitter
terus berkembang menjadi situs micro-blogging dan menjadi media
alternatif yang menarik ditengah hiruk pikuknya situs-situs jejaring
sosial, dijaman Internet Web 2.0. Twitter tahun 2009 menambahkan kolom
pencari (search bar), popular topics yang kemudian menjadi trending
topics. Inovasi ini telah menempatkan Twitter menjadi salah satu mesin
pencari (search engine) yang khas dan unik. Mencari sesuatu berdasarkan
topik-topik yang menjadi tema tweet para “Tweeps”.
Suatu bentuk pencarian yang real-time dan lebih human mind-oriented.
Twitter juga menambahkan fitur “Twitter List” yang memungkinkan kita
mengikuti dan membalas daftar authors, bukan hanya sekadar mem-follow
autor individu.
Inovasi-inovasi Twitter tersebut berbuah manis, pada awal tahun 2010, Google dan Microsoft membayar puluhan juta
dollar untuk memasukkan hasil pencarian Twitter kedalam hasil
pencarian search engine Google dan Bing (milik Microsoft).Ini adalah
bukti Twitter mulai memiliki model bisnis yang potensial. Pesan
moralnya adalah jangan pernah berpuas diri, pahami potensi kebutuhan
pelanggan anda, lakukan perbaikan dan terobosan teru menerus. “Understand your costumers and revolve continuously , good is the enemy of the Great”.
Google
sebagai pemain besar teknologi internet telah melaunching Google Buzz,
sebagai bentuk media sosial Google. Buzz ini terintegrasi dengan
layanan Google Mail. Dan Buzz ini bisa jadi sebagai pesaing terbesar
Twitter.
Mampukah Twitter bertahan ?
Tapi yang jelas Twitter selama ini mampu memberikan layanan teknologi media
sosial yang mampu menarik banyak pengguna, mulai dari individu sampai
korporasi besar. Twitter mampu berperan sebagai media sosial alternatif
yang menciptakan gaung tersendiri di era Web 2.0.
Sumber : http://www.anvity.com/2011/11/sejarah-asal-usul-twitter.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tanggapan Anda