Arfah, S.TP (Blognya Anak Teknologi Pertanian)

Kamis, 24 Mei 2012

[Prosa Galau] Hanya Dirimu Yg Terindah...


Kita seakan sudah mencapai puncak gunung dan dibawah kita terbentang lembah, belantara dan padang rumput, jadi mari kita duduk sejenak dan bercakap-cakap sebentar. Kita tidak bisa tinggal disini terlalu lama karena di kejauhan aku melihat puncak yang lebih tinggi yang harus kita capai sebelum matahari terbenam. Tapi aku tidak akan meninggalkan tempat ini sebelum kau bahagia, seperti ucapku padamu tempo dulu bahwa “ aku tak akan pernah meninggalkanmu selama rasa sayang untukku masih di hatimu,juga tidak akan berjalan selangkahpun sebelum pikiranmu damai.
Kita sudah mengatasi rintangan yang amat besar bukan?.. rintangan dengan penuh kebingungan, dan aku mengakui bahwa selama ini aku gigih dan terlalu memaksa, tapi kegigihanku adalah akibat yg sudah bisa diramalkan dari sesuatu yg lebih kuat yg disebut kemauan. Aku juga mengaku bahwa aku sudah bertindak tanpa kebijaksanaan dalam beberapa hal tertentu. Andaikan pengalaman kita sekarang tidak berlandaskan masa lalu, mungkin semuanya akan bebeda saat ini.
Seandainya waktu itu aku berada disana dan menceritakannya dengan sekedar kata dari mulut, secara objektif tanpa segorespun tujuan mementingkan diri sendiri, tidak akan timbul kesalah pahaman diantara kita. Sudah sejak masa sekolah dulu aku berusaha sedapat mungkin menghindari kata-kata “Hampa” jika tidak menghubungimu. Dan sekarang masih, kukira kata2 hampa justru jauh lebih mengaburnya. Tapi bagiku, sekarang tampaknya aku belum benar2 lepas dari hal yg ingin kuhindari itu. Bagiku seakan selama setengah tahun lewat ini menganggap kepatuhan,toleransi sebagai peninggian drajat dan keharmonisan. Jika kita merindukan sesuatu, kita menganggap kerinduan itu sendiri adalah karunia dan rahmat.
Sebenarnya kita berdua, Kau dan Aku tidak bisa berdiri di bawah sinar matahari dan berkata “ kita harus menghindarkan diri dari kesengsaraan, toh tanpa itu kita tetap bisa berhasil dengan baik dan bertahan selama ini”. Kita tidak akan pernah belajar lebih baik tanpa kesalahan dan kepahitan. Sungguh kita tidak bisa berbuat apa2 tanpa sesuatu yg membawa kita lebih dekat kepada “diri” kita yg lebih besar dan hebat serta keajaiban cinta yg kita miliki di dalam jiwa.
Baru kemarin kau menawarkan kepadaku konsep cinta baru itu, sungguh aku sedikit buta dengan konsep, kuminta untuk kau perjelas. Kau tau, ada banyak pertanyaan yg bermunculan dibenakku saat itu, sejenak aku terdiam mengolah kalimat demi kalimat darimu. Aku bagaikan menerima mimpi aneh mendengarkannya dengan bahasamu yg anggun, lembut tapi sangat keras maksudnya. Bagaimanapun itu yg menggelisahkanku. Tak ada pikiran dan renungan yg lebih berharga dari pada mimpi aneh yg kualami saat itu.
Kita tak boleh saling menentang, kita harus mencapai satu pemahaman, dan pemahaman itu tidak boleh kita capai kecuali kita berbicara dengan nada seperti desiran angin lembut, tenang dan sejuk dalam kedamaian. Percayalah, aku bukan salah seorang dari mereka yg menyentuh apa yg suci lalu meninggalkan kotorannya. Akupun bukan salah satu dari mereka yg karena siang dan malam mersa hampa, lalu mengisi waktu itu dengan merayu keindahan di depan mata. Aku juga bukan salah satu dari mereka yg meremehkan risalah hati tentang apa yg telah terikrar.
 Masih ingat,Ketika pertama kali aku menulis kepadamu bahwa “ mengenalmu, mendekatimu, dan mendapatkan cintamu hanya butuh waktu yg singkat, namun untuk melupakanmu butuh seribu tahun bagiku”, samapai detik ini aku masih menjalankanya dengan ketaatan. Hanya saja Frekuensi kepercayaanku  yg sangat tinggi kepadamu dan ternyata itu melalaikanku terhadap pemenuhan kebutuhan jiwa, hati, kasih sayang untukmu. 
Maafkan aku kasih, atas kesibukanku yg akhirnya hanya mengandalkan kepercayaanku dgn pengertianmu. Karna bagiku dirimu satu2nya wanita terhabat yg pernah kumiliki dengan penuh kasih sayang, sekali lagi dengan penuh kasih sayang. Meskipun pribadiku bukanlah pujangga yg stiap saat mampu senangkan hasratmu dgn kalimat2 indah tapi singkat, namun setidaknya aku mengerti akan sakralnya cinta, aku ingin mencitaimu layaknya seorang ibu yg melahirkanku hanya sekali dalam hidup hingga mengahirinya dengan kematian. Aku ingin mencintaimu dgn caraku yg sederhana tapi memiliki impian yg luar biasa  dimasa depan terhadapmu. Jika boleh meminta, tetaplah menjadi wanita terhebatku dgn penuh kasih sayang yg tak pernah tergantikan, tegur aku dengan sikap anggun serta kedewasaanmu tanpa rasa takut. Itu semua demi keseriusan dan impian kita yg akan aku bukitikan padamu, aku slalu berusaha yg terbaik demi membahagiakanmu kelak, membahagiakan orang2 yg sama2 kita sayangi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tanggapan Anda

My Headlines

Daftarnya Gratis..! Dapat Duit..! Buruan...Pasang Iklan Adsense Camp Di Web/Blog mu

Adsense Indonesia Adsense Indonesia
 

Arfah, S.TP. Copyright 2012 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Free Blogger Templates Converted into Blogger Template by Bloganol dot com